INFRASTRUKTUR EKONOMI KRIPTO

(Cryptoeconomics Infrastructure)

Oleh: Prof. Dr. Fauzi Hasan, CWM

President American Academy Asia Pacific

Pada tulisan saya kali ini merupakan  lanjutan dengan subjek yang sama terkait Ekonomi Kripto yang secara utuh paparannya akan meliputi: konsep fundamental dari Ekonomi Kripto,  Infrastruktur pembangun Ekonomi Kripto, Kebijakan (cryptoeconomics policy), operasionalisasi Ekonomi Kripto ( Cryptoeconomics practice), dan yang terkait dengan audit sistem Ekonomi Kripto (cryptoeconomics audit).

 

Pilar-pilar fundamental dari suatu sistem ekonomi kripto  adalah g algoritma kriptografi dan protocol ekonomi yang terintegrasi, dan secara operasional didukung oleh mekanisme Blockchain. Infratrukstur ekonomi kripto harus mampu memastikan bahwa subjek pelaku transaksi adalah subjek yang valid (authorized), dan melaksanakan transaksi bisnis (ekonomi) dengan subjek lain di sdalam sistem yang terdesentralisasi, dan platform transaksi ini menuntut adannya kemampuan sistem untuk dapat menyimpan informasi terkait transaksi yang tersandikan (encrypted).

Ekonomi kripto menuntut adanya sistem buku besar (general ledger) terdistribusi yang berfungsi dengan andal tanpa otoritas pusat untuk mengendalikannya. Tuntutan keamanan dan kehandalan (reliability) menjadi mutlak untuk dicapai melalui infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak.

 

Pilar fundamental yang pertama di dalam ekonomi kripto adalah kriptografi (cryptography) yang berperan dalam mendukung transaksi ekonomi yang dilakukan oleh para subjek yang jaringan informasi transaksi terenkripsi yang disebut Blockchain, para subjek ini dikenal juga sebagai miners, infrastruktur teknologi yang mereka gunakan sangat berpengaruh dalam memberikan profil keamana sistem kripto ekonomi dan konfirmasi keabsahan transaksi; selanjutnya dinamika kemanan pada sistem ekonomi kripto diindikasikan dengan mengalirnya cryptocurrency atau token seperti Bitcoin di dalam sistem kripto ekonomi.

 

Secara oprasional suatu sistem ekonomi kripto menuntut adanya konsensus terkait protokol yang mengatur bagaimana transaksi Blockchain diverifikasi. Protokol konsensus umum adalah ProofofWork ( PoW) dan ProofofStake (PoS), kedua model algoritma validasi ini akan memastikan dan membantu para pelaku atau subjek yang bertransaksi (miners dan validators) di dalam sistem ekonomi kripto atas keabsahan suatu transaksi dan status kelengkapan suatu transaksi (complete state), terkait konsesus keamanan maka protokol PoW akan memastikan terrcapainya kondisi transaksi yang aman, dan tercegahnya sistem ekonomi kripto dari usaha-usaha untuk mengubah transaksi (integrity) dan usaha unbtuk menggagalkan transaksi yang terjadi di dalam sistem (interception).

 

Protokol berbasis ProofofStake (PoS) akan mengharuskan subjek untuk mempertaruhkan Bitcoin atau Token sebagai cryptocurrency  yang mereka miliki seolah-olah berperan seperti escrow account, sedemikian rupa jika terdeteksi adanya transaksi yang bersifat penipuan (fraudulent transactions), maka subjek (validator) akan kehilangan kepemilikan mereka yang telah dipertaruhkan. Protokol-protokol berbasis kedua algoritma ini akan memastikan pula tercapainya kondisi non-repudiasi (transaksi tidak bisa disangkal kejadiannya).

 

Pilar fundamental lain di dalam sistem ekonomi kripto adalah pilar ekonomi yang berbasis Blockchain, dimana  hal ini akan memotivasi pelaku transaksi atau subjek  untuk mengikuti aturan, dan menerapkan penalti bagi mereka yang melanggarnya. Sistem ekonomi kripto mendasarkan operasinya berdasarkan addanya insentif yang diberikan kepada para subjek yang berada di dalam sistem ini. Aturan insentif sangat didasarkan kebertaatazasan (adherence) pada rule-of-the-games yang berlaku di dalam sistem ini.

 

Keberadaan sistem Blockchain di dalam infrastruktur ekonomi kripto membangun kebutuhan akan adanya suatu incentive system yang akan menghasilkan cryptocurrency yang sebagai insentif bagi pelaku di dalam sistem (miners), sebaliknya ditegakkan pula penalty rules bagi mereka yang melanggar tatakelola sistem ekonomi kripto, misalnya terkait usaha-usaha untuk  memvalidasi transaksi penipuan, sistem ekonomi kripto dirancang untuk mencegah terdinya tindakan fraudulent, dan memastikan  incentives atau imbalan hanya dapat diberikan kepada mereka yang berhak.

 

Ketersediaan kedua protokol konsensus PoW dan PoS ini memberikan dampak pada profil arsitektur sistem ekonomi kripto, yang menekankan pada bukti kerja dan bukti kepemilikan, demikian pula dengan adanya incentives dalam bentuk  token cryptocurrency memotivasi pelaku untuk mencurahkan sumber daya mereka untuk memvalidasi transaksi Blockchain dan menjaga integritas Blockchain. Dengan token cryptocurrency ini akan mendorong berkembangnya ekonomi berbasis teknologi Blockchain; dengan demikian keberhasilan sistem berebasis Blockchain tergantung pada daya pikat insentif berbentuk token .

 

Elemen fundamental lainnya di dalam ekonomi kripto adalah cryptocurrency yang diwujudkan dalam bentuk Bitcoin, dan token Ether , di dalam prakteknya aliran token ini ada yang dibatasi jumlahnya (capped) seperti halnya pada Bitcon, namun tidak demikian dengan Ethereum’s Ether token; Bitcoin dibatasi hingga 21 juta (21 million capped). Nilai token sangat dipengaruhi oleh hal-hal seperti: nilai kegunaan untuk memfasilitasi transaksi yang dilakukan saat ini, penggunaan di masa yang akan dating, kondisi supply-and-demand, pengaruh kebijakan (regulasi), dan permintaan token untuk tujuan spekulatif.

 

   

 

 

Latar belakang gagasan timbulnya konsep Blockchain adalah untuk menyediakan jaringan yang lebih aman dan terdesentralisasi melalui upaya subjek atau pelaksana transaksi  yang tidak terafiliasi. Desain mekanisme Blokchain memungkinkan kita untuk mencari tahu bagaimana menghasilkan hasil tertentu berdasarkan asumsi kita  untuk mencari tahu (retrospective) bagaimana mencapai hasil maksimum melalui sistem yang memberikan sarana kepada mereka yang berada di dalam sistem ekonomi kripto untuk dapat  mengejar kepentingan pribadi. Dalam prakteknya ; konsep Blockchain bergantung pada kepentingan pribadi dari pelaku transaksi (miners  dan validator )yang mencari imbalan cryptocurrency  guna memastikan terbangunnya  jaringan ekonomi kripto yang yang aman dan terdesentralisasi.

 

Adanya konsep incentives di dalam operasionalisasi sistem ekonomi kripto dapat menjadi potensial kelemahan untuk sistem ekonomi kripto, dimana dapat terjadi kesalahan  asumsi tentang bagaimana orang akan merespons system dicanangkan di dalam sistem ekonomi kripto. Adanya aturan terkait insentif  akan mendorong pelaku transaksi untuk mencurahkan sumber daya mereka untuk memastikan validitas dan integritas  dari system berbasis Blockchain, dan menjaga keamanan system, namun jika asumsi terkait insentif tidak efektif sistem ekonomi kripto menjadi rawan (vulnerable).

 

Seperti kebanyakan sistem ekonomi, ekonomi kripto bergantung pada konsep penawaran dan permintaan (supply-and-demand) untuk dapat berkembang. Nilai dari cryptocurrency, dan kelangkaannya, serta motivasi dari para pelaku transaksi di dalam sistem ini, akan memberikan dampak pada keamanan, validitas, dan kepercayaan pada jaringan Blockchain. Dengan insentif yang tepat, maka para pelaku transaksi (miners dan validators) akan mampu membangun jaringan peer-to-peer yang terdesentralisasi dan aman sebagai suatu  alternatif atas sistem tradisional dengan jaringan terpusat (centralized).

 

Deskripsi dan kajian singkat yang disampaikan terkait infrastruktur fundamental dari sistem ekonomi kripto diharapkan akan memicu pemikiran-pemikiran konsepsual dan operasional dari sudut pandang ekonomi praktis dan teknologi pendukung (enabler), saya berharap Bapak dan Ibu dapat menyampaikan masukan dalam perspektif teknis dan operasional terkait ekonomi kripto  sebagai hasil digestasi atas masukan yang sampaikan pada tulisan pendek ini, saya haturkan banyak terimakasih

-Sang Penghimpun.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *